Asyik menulis Puisi melalui Teknik Teratai

Oleh : Muji Kuat, S.Pd.

(Artikel ini telah terbit di Jatengpos)

Minat menulis puisi pada siswa saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini terjadi tidak hanya dari faktor siswa saja, tetapi dari pendidik juga. Teknik pembelajaran yang tidak menarik dan tidak berkesan adalah salah satu inti masalahnya. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis puisi, yaitu teknik teratai: terjun, amati, dan rangkai. Teknik ini menawarkan pembelajaran yang efektif dan bertujuan akhir pada kontemplasi batin siswa. Kontemplasi atau perenungan ini muncul karena terbentuk dari latihan pengamatan objek dan permasalahan secara langsung.

Dalam proses pembelajaran melalui teknik ini setidaknya terdapat dua manfaat, yaitu manfaat bagi siswa dan bagi guru. Menulis puisi dengan menggunakan teknik teknik teratai dapat melatih kecermatan siswa. Hal ini disebabkan karena mereka diwajibkan untuk mencermati objek yang menjadi bahan puisinya. Latihan kecermatan ini jika dilakukan secara terus menerus akan meningkatkan kognitif peserta didik. Selain itu, hati mereka akan tergerak sehingga kecerdasan emosional pun akan terbangun.

Sedangkan manfaat bagi guru, teknik ini menjadi salah satu pilihan dari sekian teknik pembelajaran menulis puisi. Dalam teknik ini, guru bertindak sebagai sutradara yang bertugas mengarahkan siswa. Guru berperan sebagai perancang, bahkan memanipulasi pembentukan kelompok. Namun demikian, guru harus selektif dalam pemilihan tema. Tema haruslah disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar siswa. Sehingga mereka tidak mengalami kesulitan dalam mencari objek sebagai bahan penyusunan puisinya.

Terdapat tiga langkah utama dalam teknik teratai ini, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan peyimpulan. Pada tahap persiapan, guru membentuk kelompok kerja dan memberikan topik tertentu. Selanjutnya, setiap kelompok diminta untuk menentukan topik dari tema yang telah diperoleh. Tahap berikutnya, peserta didik membuat rancangan daftar pengamatan objek. Terakhir, siswa bersama kelompoknya berdiskusi untuk pembagian tugas dan menentukan waktu pelaksanaan pengamatan.

Langkah berikutnya, siswa bersama kelompok terjun kelapangan untuk mengamati objek secara langsung. Setelah dirasa semua data yang dibutuhkan telah dicatat dan direkam, maka siswa dapat kembali dan melanjutkan tahap berikutnya di sekolah. Semua data yang telah didapatkan tersebut kemudian diseleksi secara cermat. Data yang tidak sesuai dengan tema dibuang, data yang berhubungan dipertahankan, dan disusun dalam bentuk puisi.

Pada bagian akhir pembelajaran, guru mendorong siswa untuk mencermati puisi yang telah disusun. Proses ini didahului dengan kegiatan membaca puisi secara berulang-ulang. langkah ini bertujuan untuk mengidentifikasi keselarasan, keserasian, dan kepaduan kata, baris, maupun bait dalam puisi. Jika terdapat kata yang berlebihan maka dapat dikurangi atau dihilangkan bahkan diganti dengan kata yang lebih tepat. Penggantian kata dalam puisi harus ditimbang rasa karena jika diksi yang dipilih tidak tepat akan mengurangi keindahan maupun makna puisi.

Keunggulan teknik ini dari teknik menulis puisi lainnya, yaitu melatih ketelitian dan kepekaan sosial siswa. Kegiatan pengamatan secara langsung dapat merangsang dan melatih ketelitian peserta didik. Kepekaan sosial peserta didik akan terlatih karena dalam teknik ini terdapat langkah yang muaranya membuka kepekaan batin. Pertama, siswa secara langsung terjun untuk mengamati objek sehingga mereka dapat melihat kenyataan yang ada. Kedua, kegiatan pengamatan tersebut ditingkatkan lagi pada tahap penguraian masalah. Langkah ketiga, mereka berupaya menyelesaikannya dengan bijak. Semua pengalaman tersebut akan menjadi pengalaman batin yang akan memupuk kepekaan terhadap permasalah-permasalah yang terjadi di lingkungan sekitar.

PROGRAM UNGGULAN
KEMDIKBUD

Demos

Color Skin

Header Style

Layout

Wide
Boxed

Kurikulum SMKN 1 Kandeman

Info